Starting up a company is not as simple as signing up a Paypal account. Signing up a Paypal account is still much straightforward. Actually, opening up a local bank account is still simpler than registering a company.
Prior registering a company, there are number of legal documents required. And these documents have to be obtained from different institutions: a notary, sectoral government to city government. I won't list down all the details here though.
When a company is officially registered, now is the time to promote the company. What it does, and what it offers.
Therefore, let me introduce our new company: Nualus! Check it out at http://www.nualus.net. Basically it handles which jobs I usually handle, except bigger in scale.
Monday, November 25, 2013
Wednesday, July 10, 2013
A Complete Rewrite of jQuery Wheel Color Picker
It's been two years since the first version of jQuery Wheel Color Picker plugin is out. Now the brand new version 2 is finally released featuring a complete rewrite and so many new good things to try!
Complete Rewrite
So the question is, why should we have a complete rewrite? Isn't the first one is already working. In the first version, there were fundamental limitations that we couldn't add new features to it.Features
A few new features to name:- Multiple instances. Now one page can have multiple color pickers!
- Alternative layout. Beside the color picker popup, There's a new 'block' layout to keep the color picker visible at all times,
- New HSV (HSB) color space. In case you need this value.
- Color sliders. There are 6 color component sliders, S, V, R, G, B, A, to allow user select a color precisely. And they could be hidden if you don't need it. By default, only the wheel, saturation, and value sliders which will be displayed.
- Preview box. In addition to live preview on the input box, there's an additional preview box on the popup.
Grab The Code
The new version 2.0.3 can be downloaded here.{LANG:EN}
Tuesday, May 21, 2013
Memulai
Waktu si Cécép masih bayi, sang bunda sering menaruhnya di atas lantai. Lucunya dia merangkak mengikuti ke mana sang bunda pergi. Sambil tertawa riang Cécép menapakkan kedua tangannya serta lutut kakinya dengan gaya merangkak khas bayi yang menggemaskan.
Bulan-bulan berlalu. Si Cécép sudah lincah merangkak kian kemari. Namun aneh, sang bunda nampak tak puas, diangkatnya kedua tangan Cécép sehingga dia tak lagi bertumpu di lutut dan telapak tangannya, tetapi kini dia harus berdiri di atas kedua telapak kakinya saja.
Berjalan di atas kedua kaki adalah hal yang sulit. Cécép berdiri, melangkah tertatih-tatih. Jatuh. Cécép menangis. Keesokan harinya, sang bunda kembali memaksa Cécép untuk berdiri lagi, melangkah lagi, jatuh lagi.
Hingga masa itu berlalu.
Kini Cécép, berumur 25 tahun, berada di lapangan sebagai seorang atlet lari. Berjalan sudah bukan lagi hal yang rumit. Tanpa berpikir pun dia bisa berjalan bahkan berlari dengan mudahnya.
Apa yang sulit dalam melakukan segala sesuatu? Memulai. Ya, memulai. Memulai segala sesuatu adalah hal yang tersulit dalam hidup ini. Sebutlah hal yang sederhana, bagaimana kita memulai hari ini? Kita mulai dengan bangun tidur. Seringkali saat kita membuka mata, kita merasa teramat sangat sulit untuk bangkit. "Lima menit lagi deh.." Lima menit berlalu. "Satu menit lagi deh..." Tapi segera setelah kita bangkit, maka sehari itu dapat kita lalui dengan segar.
Apa yang sudah lama kita impikan namun belum juga terlaksana. "Oh, aku ingin jadi seorang penyanyi!" Melissa punya bakat menyanyi. Melissa mengerti teknik bernyanyi. Suara Melissa merdu. Semuanya sudah oke. Singkatnya, Melissa adalah seorang penyanyi. Bahkan dia punya lagu-lagu ciptaannya sendiri. Lalu apa lagi? "Aku belum merasa sebagai seorang penyanyi kalau belum merilis album." Orang yang punya cita-cita, biasanya memiliki arti spesifik dan patokan atas pencapaian cita-cita tersebut. Misalnya sebagai penyanyi, bagi Melissa itu harus ditandai dengan merilis album. Tapi lain bagi Bobby, baginya, seorang penyanyi itu harus ditandai dengan tampil di atas panggung ditonton oleh 1000 orang dan masuk ke layar kaca.
Misalnya Melissa ingin merilis album untuk menandai pencapaian cita-cita tersebut. Bagaimana caranya? Tidak ada kenalan yang mengerti, karena lingkungan Melissa adalah lingkungan orang-orang teknik. Ke mana harus mencari informasi? Bagaimana memulainya? Singkatnya, Melissa butuh informasi.
Setelah empat bulan berlalu, akhirnya Melissa dapatkan keterangan bahwa dia perlu rekaman di studio, cari tim yang bisa mendukung dalam mengaransemen lagu dan bermusik. Cari label yang bersedia menerbitkan albumnya. Dan seterusnya. Semuanya sudah jelas. Tapi Melissa belum juga menghasilkan album. Mengapa? Karena memang dia belum melakukannya. Dia baru mengumpulkan informasi saja.
Rasanya sulit untuk mulai melakukannya. Ada perasaan gentar dan agak khawatir. Bagaimana kalau ditolak? Bagaimana kalau begini? Bagaimana kalau begitu?
Tapi Melissa lakukan juga. Setelah setahun lebih dia berjuang, akhirnya album perdananya rampung dan sudah terpajang di toko-toko CD. Menariknya, tidak lama setelahnya dia sudah menerbitkan kembali album keduanya, ketiganya, dan keempatna.
Kisah di atas hanya ilustrasi saja. Tapi bukankah itu sering terjadi pada kita? Ketika kita mulai melakukan sesuatu, rasanya sulit sekali dan butuh waktu lama. Tapi ketika permulaan itu berhasil dilalui, maka hal yang sama kita lakukan dengan mudah sekali, karena sudah terbiasa.
Apa yang menyebabkan kita sulit memulai? Dari kisah di atas, aku menyimpulkan tiga faktor:
Tapi jika sulit juga memanasi diri agar termotivasi, adakah alternatif lainnya supaya kita bisa segera mulai? Carilah teman! Teman yang bisa 'memaksa' kita untuk 'terjerumus' ke dalam hal tersebut sehingga tanpa kita sadari, kita sudah memulai walaupun terpaksa.
Misalnya kita ingin berenang. Air di kolam sungguh dingin. Malas rasanya masuk ke kolam. Mencelupkan jempol kaki saja rasanya sudah dingin ke sekujur tubuh. Padahal kita sudah berpakaian renang lengkap dengan kacamata renang. Kita berdiri mematung di pinggir kolam, berpikir apakah sebaiknya berenang atau batal saja.
Lalu tanpa disadari, teman kita sudah berada di belakang dan mendorongn dengan kuat sehingga kita tercebur. Apa jadinya? "Dingin sekali!" Tapi kita pun tak ingin keluar, karena setelah basah, di luar pasti lebih dingin lagi rasanya. Jadi apa boleh buat, berenang saja. Dan kita pun menikmati rencana awal kita untuk berenang.
Sebenarnya apa pun bisa jadi pemegang kunci gerbang untuk memulai. Mungkin diri sendiri, mungkin teman, mungkin keadaan. Apapun itu, setelah kita masuk ke dalam hal yang baru, janganlah menyesali mengapa aku ada di sini? Tetapi mari jalani dengan tekun dan tak perlu khawatir apa yang akan kita hadapi. Jangan lupa juga untuk berserah dan memohonkan pada Yang Maha Kuasa agar menuntun perjalanan kita yang baru.
Bulan-bulan berlalu. Si Cécép sudah lincah merangkak kian kemari. Namun aneh, sang bunda nampak tak puas, diangkatnya kedua tangan Cécép sehingga dia tak lagi bertumpu di lutut dan telapak tangannya, tetapi kini dia harus berdiri di atas kedua telapak kakinya saja.
Berjalan di atas kedua kaki adalah hal yang sulit. Cécép berdiri, melangkah tertatih-tatih. Jatuh. Cécép menangis. Keesokan harinya, sang bunda kembali memaksa Cécép untuk berdiri lagi, melangkah lagi, jatuh lagi.
Hingga masa itu berlalu.
Kini Cécép, berumur 25 tahun, berada di lapangan sebagai seorang atlet lari. Berjalan sudah bukan lagi hal yang rumit. Tanpa berpikir pun dia bisa berjalan bahkan berlari dengan mudahnya.
Apa yang sulit dalam melakukan segala sesuatu? Memulai. Ya, memulai. Memulai segala sesuatu adalah hal yang tersulit dalam hidup ini. Sebutlah hal yang sederhana, bagaimana kita memulai hari ini? Kita mulai dengan bangun tidur. Seringkali saat kita membuka mata, kita merasa teramat sangat sulit untuk bangkit. "Lima menit lagi deh.." Lima menit berlalu. "Satu menit lagi deh..." Tapi segera setelah kita bangkit, maka sehari itu dapat kita lalui dengan segar.
Apa yang sudah lama kita impikan namun belum juga terlaksana. "Oh, aku ingin jadi seorang penyanyi!" Melissa punya bakat menyanyi. Melissa mengerti teknik bernyanyi. Suara Melissa merdu. Semuanya sudah oke. Singkatnya, Melissa adalah seorang penyanyi. Bahkan dia punya lagu-lagu ciptaannya sendiri. Lalu apa lagi? "Aku belum merasa sebagai seorang penyanyi kalau belum merilis album." Orang yang punya cita-cita, biasanya memiliki arti spesifik dan patokan atas pencapaian cita-cita tersebut. Misalnya sebagai penyanyi, bagi Melissa itu harus ditandai dengan merilis album. Tapi lain bagi Bobby, baginya, seorang penyanyi itu harus ditandai dengan tampil di atas panggung ditonton oleh 1000 orang dan masuk ke layar kaca.
Misalnya Melissa ingin merilis album untuk menandai pencapaian cita-cita tersebut. Bagaimana caranya? Tidak ada kenalan yang mengerti, karena lingkungan Melissa adalah lingkungan orang-orang teknik. Ke mana harus mencari informasi? Bagaimana memulainya? Singkatnya, Melissa butuh informasi.
Setelah empat bulan berlalu, akhirnya Melissa dapatkan keterangan bahwa dia perlu rekaman di studio, cari tim yang bisa mendukung dalam mengaransemen lagu dan bermusik. Cari label yang bersedia menerbitkan albumnya. Dan seterusnya. Semuanya sudah jelas. Tapi Melissa belum juga menghasilkan album. Mengapa? Karena memang dia belum melakukannya. Dia baru mengumpulkan informasi saja.
Rasanya sulit untuk mulai melakukannya. Ada perasaan gentar dan agak khawatir. Bagaimana kalau ditolak? Bagaimana kalau begini? Bagaimana kalau begitu?
Tapi Melissa lakukan juga. Setelah setahun lebih dia berjuang, akhirnya album perdananya rampung dan sudah terpajang di toko-toko CD. Menariknya, tidak lama setelahnya dia sudah menerbitkan kembali album keduanya, ketiganya, dan keempatna.
Kisah di atas hanya ilustrasi saja. Tapi bukankah itu sering terjadi pada kita? Ketika kita mulai melakukan sesuatu, rasanya sulit sekali dan butuh waktu lama. Tapi ketika permulaan itu berhasil dilalui, maka hal yang sama kita lakukan dengan mudah sekali, karena sudah terbiasa.
Apa yang menyebabkan kita sulit memulai? Dari kisah di atas, aku menyimpulkan tiga faktor:
- Malas untuk melakukan hal yang baru
- Kurang informasi
- Khawatir
Tapi jika sulit juga memanasi diri agar termotivasi, adakah alternatif lainnya supaya kita bisa segera mulai? Carilah teman! Teman yang bisa 'memaksa' kita untuk 'terjerumus' ke dalam hal tersebut sehingga tanpa kita sadari, kita sudah memulai walaupun terpaksa.
Misalnya kita ingin berenang. Air di kolam sungguh dingin. Malas rasanya masuk ke kolam. Mencelupkan jempol kaki saja rasanya sudah dingin ke sekujur tubuh. Padahal kita sudah berpakaian renang lengkap dengan kacamata renang. Kita berdiri mematung di pinggir kolam, berpikir apakah sebaiknya berenang atau batal saja.
Lalu tanpa disadari, teman kita sudah berada di belakang dan mendorongn dengan kuat sehingga kita tercebur. Apa jadinya? "Dingin sekali!" Tapi kita pun tak ingin keluar, karena setelah basah, di luar pasti lebih dingin lagi rasanya. Jadi apa boleh buat, berenang saja. Dan kita pun menikmati rencana awal kita untuk berenang.
Sebenarnya apa pun bisa jadi pemegang kunci gerbang untuk memulai. Mungkin diri sendiri, mungkin teman, mungkin keadaan. Apapun itu, setelah kita masuk ke dalam hal yang baru, janganlah menyesali mengapa aku ada di sini? Tetapi mari jalani dengan tekun dan tak perlu khawatir apa yang akan kita hadapi. Jangan lupa juga untuk berserah dan memohonkan pada Yang Maha Kuasa agar menuntun perjalanan kita yang baru.
{LANG:ID} {CAT:JOURNAL}
Saturday, May 11, 2013
Home Theater PC
Setelah bertahun-tahun mendambakan sebuah Home Theater PC (HTPC) yang terkendala oleh ketersediaan spare parts di Indonesia, akhirnya proyek HTPC ini berhasil direalisasikan.
Pertimbanganku dalam membangun sebuah HTPC yaitu:
Casing Dazumba DI-100 berukuran cukup kecil yakni 410 x 290 x 95 mm sehingga cukup untuk ditaruh di rak TV. Dari segi suara, HTPC ini tidak berisik karena hanya terdapat dua buah kipas, yakni kipas processor dan kipas power supply saja.
Processor yang berbasis Ivy Bridge ini kabarnya memiliki performa grafis yang lebih baik dibandingkan generasi pendahulunya, Sandy Bridge, sehingga boleh jadi pilihan dalam membangun HTPC. Tidak lupa motherboard-nya pun menggunakan chipset B75 yang mendukung Ivy Bridge. Untuk sambungan ke televisi pun tidak masalah, VGA, DVI, bahkan HDMI pun bisa.
Dengan XBMCbuntu sebagai sistem operasinya, kita bisa menonton DVD, VCD, Video, memutar Audio CD, musik, menyimpan foto-foto, melihat cuaca, berita, bahkan bermain game!
Pertimbanganku dalam membangun sebuah HTPC yaitu:
- Small factor. Ukuran case HTPC harus kecil dan muat ditaruh di rak televisi. Mini-ITX menjadi pilihan utama.
- Low noise. Kipas merupakan penyebab kebisingan yang utama.
- Good performance. Harus bisa memutar video HD tanpa lag.
- Affordable. Yang satu ini tentu tidak bisa diabaikan.
- Casing Dazumba DI-100 380W (Mini-ITX)
- Processor Intel G2010 3M Cache 2.8GHz (Socket 1155 Ivy Bridge)
- Motherboard MSI B75IA-E33 (Mini-ITX Socket 1155)
- RAM Apotop 2GB PC10600
- Harddisk Seagate 1TB Sata3
- Blu-ray Combo Asus Bluray Combo
- Multimedia Remote Controller (entah apa namanya :P)
- OS XBMCbuntu 12.2 Frodo
Casing Dazumba DI-100 berukuran cukup kecil yakni 410 x 290 x 95 mm sehingga cukup untuk ditaruh di rak TV. Dari segi suara, HTPC ini tidak berisik karena hanya terdapat dua buah kipas, yakni kipas processor dan kipas power supply saja.
Processor yang berbasis Ivy Bridge ini kabarnya memiliki performa grafis yang lebih baik dibandingkan generasi pendahulunya, Sandy Bridge, sehingga boleh jadi pilihan dalam membangun HTPC. Tidak lupa motherboard-nya pun menggunakan chipset B75 yang mendukung Ivy Bridge. Untuk sambungan ke televisi pun tidak masalah, VGA, DVI, bahkan HDMI pun bisa.
Dengan XBMCbuntu sebagai sistem operasinya, kita bisa menonton DVD, VCD, Video, memutar Audio CD, musik, menyimpan foto-foto, melihat cuaca, berita, bahkan bermain game!
{LANG:ID} {CAT:JOURNAL}
Wednesday, May 1, 2013
Getting 3 Stars on Candy Crush Saga's Timed Levels
Lately I have been so much into this simple yet addicting game, Candy Crush Saga. Actually it's just a kind of match 3 game, but with more features, levels and objectives. One interesting level that I want to post here is about 'timed' level. It is a level where the player is given limited time, eg. 60 seconds, to reach the targeted score.
Every Candy Crush Saga player might have known it already, that in the 'timed' levels they must not think too much to blow the candies, instead just match three or more of the same color as fast as possible to achieve the targeted score. But how fast can you raise your score?
By crushing candies on the bottom, it will increase the likelihood of getting chained combos on the candies above. If there are many candies crushed in a single move, there would be chances to crush "+5" labeled candies as well. Therefore you get big points, and you get bonus time as well. Isn't it good?
The above method is not definitive. Actually it is about luck since we don't know which candies will comes next from above. Sometimes I get many candies in less color, sometimes I get many so many colors.
In my experience, from 60 seconds time limit provided on level 27, I could keep playing for 4 minutes and 37 seconds long using Android version, and once scored 392,120 points. You could have better results when you play this game on Android version which in my opinion is more responsive.
![]() |
This level is not for people with slow hand. |
Every Candy Crush Saga player might have known it already, that in the 'timed' levels they must not think too much to blow the candies, instead just match three or more of the same color as fast as possible to achieve the targeted score. But how fast can you raise your score?
Know how you get your points.
Okay, there's a trick to achieve the highest score within the short time. But before I tell you the trick, I think it's good to know how many points you get for each move you do:![]() |
4 candies in a row gives you 120 points plus a striped candy. |
- Pairing 3 candies gives you 60.
- Pairing 4 candies in a row gives you 120.
- Pairing 5 candies in gives you 200.
- Chaining combos multiples the score.
When you first match 3 same-colored candies, you get 60.
If you get a combo, the second matches will give you 2×60 = 120.
If you by chance match 5 candies on the second combo, it will give you 2×200 = 400 pts.
Then if you get additional combo, the third matches will give you 3×60 = 180, and so on. - Crushing a candy with "+5" mark gives you additional 5 seconds.
- Crushing a special candy gives 60 pts for every candy crushed. Or in other words, the wrapped candy will crush a block of 3×3, so you get 9×60 = 540 pts.
- When the time is out, all special candies will crush by themselves. "+5" candies will also crush and behave like wrapped candy.
Here's the trick.
From the above list it's obvious that we can get higher score by doing chain combos. So here's the trick. When you play a 'timed' level, you don't have to think too much on how to make combos. Instead just focus on making pairs of 3 or more on the lowest 3 or 4 rows, unless there's no more possible moves or you get some bombs on that level.![]() |
Focus your moves. |
By crushing candies on the bottom, it will increase the likelihood of getting chained combos on the candies above. If there are many candies crushed in a single move, there would be chances to crush "+5" labeled candies as well. Therefore you get big points, and you get bonus time as well. Isn't it good?
The above method is not definitive. Actually it is about luck since we don't know which candies will comes next from above. Sometimes I get many candies in less color, sometimes I get many so many colors.
In my experience, from 60 seconds time limit provided on level 27, I could keep playing for 4 minutes and 37 seconds long using Android version, and once scored 392,120 points. You could have better results when you play this game on Android version which in my opinion is more responsive.
{LANG:EN} {CAT:GAMES}
Wednesday, January 30, 2013
PlayOnLinux Install Script for HOMM1
Yesterday I just played around with PlayOnLinux install scripts. Previously I have successfully installed Heroes of Might and Magic 1 bought from GOG.com to my Linux box using PlayOnLinux.
There's no PlayOnLinux install script for this game at the moment and manual install is not that straightforward. I needed to tweak a bit on DOSBox configuration (yeah, GOG's HOMM1 uses DOSBox). Therefore I decided to make a script and hope it can be submited to PlayOnLinux website :) Still needs to adjust the script to follow their scripting standards but at least it works if you want to try:
Download the script here.
You can also track this script development at POL's forum here.
There's no PlayOnLinux install script for this game at the moment and manual install is not that straightforward. I needed to tweak a bit on DOSBox configuration (yeah, GOG's HOMM1 uses DOSBox). Therefore I decided to make a script and hope it can be submited to PlayOnLinux website :) Still needs to adjust the script to follow their scripting standards but at least it works if you want to try:
Download the script here.
You can also track this script development at POL's forum here.
{LANG:EN} {CAT:GAMES}
Subscribe to:
Posts (Atom)